Profil Desa Simbarejo

Ketahui informasi secara rinci Desa Simbarejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Simbarejo

Tentang Kami

Profil Desa Simbarejo, Selomerto, Wonosobo. Mengupas perannya sebagai sentra budidaya dan olahan jamur tiram, serta penerapan model ekonomi sirkular yang inovatif dan digerakkan oleh para wirausahawan muda desa.

  • Pusat Agribisnis Jamur Tiram

    Desa Simbarejo telah berhasil mentransformasikan diri menjadi salah satu sentra utama budidaya jamur tiram, sebuah model agribisnis modern yang tidak bergantung pada lahan luas.

  • Praktik Ekonomi Sirkular

    Desa ini menerapkan model ekonomi sirkular yang mengagumkan, di mana limbah media tanam jamur (baglog) diolah kembali menjadi pupuk organik bernilai tinggi untuk menyuburkan lahan pertanian lainnya.

  • Motor Penggerak Generasi Muda

    Inovasi dan geliat industri jamur di Simbarejo sebagian besar dipelopori dan digerakkan oleh generasi muda dan kaum perempuan, menjadi contoh nyata keberhasilan kewirausahaan dan regenerasi ekonomi di perdesaan.

XM Broker

Di tengah hamparan Kecamatan Selomerto yang dikenal sebagai lumbung pangan, Desa Simbarejo muncul dengan sebuah narasi agrikultur yang berbeda. Di sini, potret pertanian tidak lagi melulu tentang sawah yang terhampar luas, melainkan tentang rak-rak bambu yang tersusun rapi di dalam ratusan rumah jamur atau kumbung. Desa Simbarejo adalah etalase inovasi, sebuah komunitas yang berhasil mengembangkan agribisnis jamur tiram dari skala rumahan menjadi sebuah industri desa yang terintegrasi, modern dan berkelanjutan. Inilah kisah tentang bagaimana sebuah desa mendefinisikan ulang makna bertani di era modern.

Jamur Tiram: Primadona Baru Agribisnis Desa

Keunggulan dan identitas ekonomi terkini Desa Simbarejo ialah perannya sebagai pusat budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Puluhan hingga ratusan kumbung jamur berdiri di berbagai sudut desa, menjadi pabrik-pabrik biologis yang secara konsisten menghasilkan jamur segar berkualitas. Budidaya jamur tiram menjadi pilihan yang sangat strategis bagi masyarakat Simbarejo karena beberapa alasan: tidak memerlukan lahan yang luas, memiliki siklus panen yang sangat cepat (sekitar 1-2 bulan), dan permintaan pasar yang terus meningkat.Para petani jamur di sini telah menguasai seluruh siklus produksi, mulai dari pembuatan media tanam (baglog) yang terdiri dari serbuk gergaji dan nutrisi, proses sterilisasi, inokulasi bibit, hingga perawatan kumbung untuk menjaga suhu dan kelembapan ideal. Keahlian ini menjadikan Simbarejo sebagai pemasok jamur tiram segar yang penting untuk pasar-pasar di Wonosobo, bahkan hingga ke kota-kota tetangga. Agribisnis ini telah menjadi sumber pendapatan baru yang sangat menjanjikan, terutama bagi keluarga yang tidak memiliki lahan pertanian luas.

Dari Kumbung ke Dapur: Inovasi Produk Olahan Jamur

Kreativitas masyarakat Simbarejo tidak berhenti pada produksi jamur segar. Untuk meningkatkan nilai tambah dan mengatasi fluktuasi harga jamur segar, telah lahir industri hilir berupa pengolahan jamur. Produk olahan yang paling populer dan menjadi ikon UMKM desa ini ialah keripik jamur. Dengan balutan tepung renyah dan aneka varian rasa, jamur tiram diubah menjadi camilan modern yang digemari banyak kalangan.Industri pengolahan ini sebagian besar digerakkan oleh kaum perempuan dan wirausahawan muda. Mereka membentuk kelompok-kelompok usaha untuk memproduksi dan memasarkan keripik jamur dengan merek lokal. Langkah ini tidak hanya memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi, tetapi juga memperpanjang masa simpan produk, membuka lapangan kerja baru di bidang pengolahan dan pengemasan, serta membangun citra Simbarejo sebagai desa yang inovatif.

Ekonomi Sirkular: Mengubah Limbah Baglog menjadi Berkah

Salah satu aspek paling mengagumkan dari industri jamur di Simbarejo ialah penerapan prinsip ekonomi sirkular. Proses budidaya jamur menghasilkan limbah berupa baglog bekas yang jumlahnya sangat besar. Alih-alih membuangnya dan menjadi masalah lingkungan, masyarakat dengan cerdas mengolah limbah ini menjadi pupuk kompos organik yang sangat berkualitas.Pupuk hasil olahan limbah baglog ini kemudian dimanfaatkan kembali untuk menyuburkan lahan-lahan pertanian tradisional di desa, seperti sawah dan kebun sayur. Siklus ini menciptakan sebuah sistem produksi yang nyaris tanpa limbah (zero waste). Petani jamur mendapatkan keuntungan dari penjualan kompos, dan petani konvensional mendapatkan pupuk organik yang murah dan berkualitas untuk meningkatkan hasil panen mereka. Model ekonomi sirkular ini menjadikan Simbarejo sebagai percontohan desa yang mampu menyelaraskan antara produktivitas ekonomi dan tanggung jawab ekologis.

Data Wilayah dan Peran Generasi Muda

Desa Simbarejo secara administratif berlokasi di Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Luas wilayahnya tercatat sekitar 110,5 hektare. Berdasarkan data kependudukan per 25 September 2025, desa ini dihuni oleh 3.810 jiwa. Tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi, mencapai 3.448 jiwa per kilometer persegi, mencerminkan sebuah komunitas yang padat dan sangat produktif.Yang menarik, motor penggerak utama di balik kesuksesan agribisnis jamur ini adalah generasi muda desa. Banyak pemuda yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna melihat budidaya jamur sebagai peluang wirausaha yang modern dan menjanjikan, berbeda dari pertanian konvensional yang sering dianggap kuno. Mereka lebih adaptif terhadap teknologi, aktif dalam pemasaran digital, dan menjadi agen perubahan yang membawa semangat baru bagi perekonomian desa.

Visi Masa Depan: Menuju Sentra Jamur Terpadu dan Edukatif

Dengan fondasi yang telah dibangun, visi Desa Simbarejo ke depan ialah menjadi "Sentra Agribisnis Jamur Terpadu dan Edukatif". Visi ini mencakup penguatan seluruh rantai nilai, mulai dari produksi baglog, budidaya, pengolahan produk turunan, hingga manajemen limbah. Tantangan yang dihadapi ialah menjaga konsistensi kualitas, menghadapi serangan hama jamur, dan meningkatkan skala produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang lebih besar.Strategi untuk mencapai visi tersebut meliputi:

  1. Penguatan Koperasi: Membentuk atau memperkuat koperasi desa yang fokus menangani standarisasi produk, pengemasan, dan pemasaran kolektif untuk jamur segar maupun olahannya.

  2. Pengembangan Pusat Pelatihan: Memformalkan status desa sebagai pusat pelatihan atau studi banding bagi siapa saja yang ingin belajar budidaya jamur, mulai dari pelajar hingga calon wirausahawan dari daerah lain.

  3. Diversifikasi Produk Olahan: Terus berinovasi menciptakan produk olahan jamur baru, seperti nugget jamur, abon jamur, atau makanan beku lainnya.

Pada akhirnya, Desa Simbarejo adalah cerminan dari sebuah desa yang adaptif dan cerdas. Dengan memilih komoditas yang tepat dan mengelolanya melalui pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan, mereka telah menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang tidak hanya produktif, tetapi juga memberdayakan generasi muda dan menjaga kelestarian lingkungan.